Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Selasa, 22 Januari 2019

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com


"Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu.

Badanku terhuyung ke depan, jatuh dipelukanmu. Mata terasa berat, seperti temaramnya senja dipenghujung sore.

"Karena aku tahu tidak ada harapan untukmu. Jadi, kuputuskan untuk mengikuti jejakmu."

"Apa kamu bodoh? Kau akan kehilangan seluruh ingatanmu tentangku." ucapmu, sedikit sebal.

"Iya aku bodoh karenamu," jawabku, singkat.

Berhentilah berpikir terlalu banyak! Tak perlu menghawatirkan bahwa kelak aku akan kehilangan ingatan tetangmu. Inilah jalan yang telah kupilih.
Menjadi apapun agar tetap berada di sisimu. Meski harus kehilangan semua ingatan. 

Aku menatap kedua tanganmu yang terus menjerit pedih. Mengetahui bahwa segalanya akan sia-sia.

"Aku melakukan ini karena jika kau pergi bersama ketiadaan, aku dengan cepat mengikutimu. Rasanya kisah kita mirip dengan Romeo and Juliet. Tidakkah kau pikir ini romantis?" kataku, lembut. 

"Kamu memang wanita yang egois," ucapmu, lirih. 

Yah, aku memang egois. Rela kehilangan semua ingatan, agar bisa tetap di sisimu. Merasa matahariku telah lenyap dan berpikir bahwa kekosongan itu sungguh nyata. 

Bersama akhir dari embus napasmu, kesendirian pun berlabuh. Rasa hampa mulai menyergap di malam-malam yang kuhabiskan tanpamu. 

7 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...