Hai
puan,
tak
sengaja kutatap, kala ketika air matamu jatuh dalam hujan bersama hati yang
berdiksi menjelma bisu.
Mengapa
kau sembunyikan rasamu dalam debar?
Apa
kau hanya akan menjadi korban cerita non fiksi "Cinta dalam Diam"?
Sungguh keras kepala.
"Siapa
laki-laki itu? Siapa yang telah memenangkan hatimu?" lirihku dalam
kegalauan.
Rasanya,
malam hadir lebih cepat dari biasanya. Seperti ada hal terselubung yang
kemudian menertawakanku.
ah,, mungkin hanya perasaanku saja
"Aku
baik-baik saja kok. Luka seperti ini sudah biasa bagiku. Kamu tak perlu cemas.
Pikirkan
saja tentang nasib rasamu bersama dia." hiburku, sebal.
Kutertawakan
diriku sendiri, mencoba menghela napas
panjang, sedikit demi sedikit
tiba-tiba
sesak merebak pada jiwa yang tersisih.
Ingin
rasa kupikat hatimu dengan paksa, bahkan jika harus hilang tatapan teduhmu.
Masa bodoh!
"Aku mencintaimu begitu saja tanpa tahu sebabnya. Masih teringat jelas, rasaku
muncul di awal malam yang entah di hari apa itu.
Atau memang Malamlah
yang telah membelengguku? Hingga rasa ini menggila setiap kali ia datang,"
kenangku dalam hening.
"Kompor Gas!" Kata Pakde Indro.
BalasHapusBuuummmmm
Hapuscieee cieee.. udah cinta cintaan nih yeee :D
BalasHapushehehhe uda cukup umur kak.. hihihi
Hapus