Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Selasa, 26 September 2017

Belenggu



Hai puan,
tak sengaja kutatap, kala ketika air matamu jatuh dalam hujan bersama hati yang berdiksi menjelma bisu.
Mengapa kau sembunyikan rasamu dalam debar?
Apa kau hanya akan menjadi korban cerita non fiksi "Cinta dalam Diam"?
Sungguh keras kepala.

"Siapa laki-laki itu? Siapa yang telah memenangkan hatimu?" lirihku dalam kegalauan.
Rasanya, malam hadir lebih cepat dari biasanya. Seperti ada hal terselubung yang kemudian menertawakanku.
ah,, mungkin hanya perasaanku saja

"Aku baik-baik saja kok. Luka seperti ini sudah biasa bagiku. Kamu tak perlu cemas.
Pikirkan saja tentang nasib rasamu bersama dia." hiburku, sebal.

Kutertawakan diriku sendiri,  mencoba menghela napas panjang, sedikit demi sedikit
tiba-tiba sesak merebak pada jiwa yang tersisih.

Ingin rasa kupikat hatimu dengan paksa, bahkan jika harus hilang tatapan teduhmu.
Masa bodoh!

"Aku mencintaimu begitu saja tanpa tahu sebabnya. Masih teringat jelas, rasaku muncul di awal malam yang entah di hari apa itu.
Atau memang Malamlah yang telah membelengguku? Hingga rasa ini menggila setiap kali ia datang," kenangku dalam hening.

4 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...