Aku terbangun di
malam yang begitu pekat
Kedua mataku
menerawang terambang
Seperti biasa,
sang waktu mulai membodohiku
dia membawa
naluriku kembali ke masa itu.
"Tuan
masihkah kau kenang aku? " bisikku kepada angin yang dengan setia menerpa
wajahku
bak menghapus
butiran air mata yang jatuh dengan egois
Tuan, kau
mungkin telah bahagia, tapi
tak bisakah kau
kenang aku dan seluruh antologiku yang terlahir dari perasaan sesak ini?
Apakah bagimu, aku hanyalah delusi?
Ah... Suaraku mulai parau
Meski kuhantam
seribu pertanyaan pun,
tak akan pernah
sampai padamu.
10 tahun kau menyita
waktuku
Dengan egois menjadi trending topic di setiap kenangan
yang kupunya.
Suka sama rangkaian kata2nya 💞
BalasHapusMakasih kak. Akan belajar lagi dan lagi.
HapusDeep 😢
BalasHapusMakasih kak, sudah mampir
HapusIni puisi kah?
BalasHapusJika iya, sulit dikoreksi.
Puisi pak her. Iya sih kalau puisi lbh bebas jd susah dikoreksi. Puisi dalam bentuk narasi
Hapus