Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Minggu, 14 Januari 2018

1.342 Malam



Sumber gambar : https://i.pinimg.com




Namamu ... masih ada. Di sini, tepat di relung yang paling dalam. Memang sengaja masih kusimpan meski waktu telah melahap hingga semburat. Berbekas indah di antara alunan gemuruh kesakitan. Aku mencintaimu tanpa nalar. Menunggu dan terus percaya bahwa kamu akan kembali.

Seribu tiga ratus empat puluh dua malam aku menunggu. Lelah? Ya, tentu saja. Bukan menyerah, tapi lelah dengan sang malam yang coba mengutuk, menghalangi waktu pertemuan kita. Dalam kekhawatiran, aku terus tersenyum. Termangu di sisa-sisa malam, mencoba mengais kembali memori yang kian padam.

Malam mulai bengis, kutukannya begitu nyata. Memberiku dua pilihan. Tetap bertahan meski terluka atau bahagia tapi tanpa dia.

Pikiranku pecah, jatuh di antara halaman-halaman pada buku kosong tak bertanda. Aku tersentak, dengan segera membuka perlembar halaman buku itu. Berharap menemukan kembali keputusan yang tadi telah kutetapkan.

Malam yang egois tak sabar menunggu jawaban dariku. Murka, malam mulai murka. Sebentar lagi malam akan melahapku dengan kekelamannya. Tunggu ... kenapa aku harus takut? Bukankah ada yang lebih kelam dari malam?

Itulah hatiku, yang dipenuhi oleh luka.

Meski menantimu berisiko hilangnya emosiku. Dengan bangga, hati ini enggan untuk tumbang, berlalu kemudian meninggalkanmu.

#4thDay
#30DWC
#OneDayOnePost

4 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...