Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Rabu, 24 Januari 2018

Pecandu




Suram, legum, redam, itulah malam yang terpagut kelamnya mendung. Aku teringa-inga kemudian tertawa tanpa aturan birama. Masih teringat dengan jelas, Januari dua ribu tiga belas. Aku mereguk bimbang. Mengambang, terpampang bagai tambang-tambang usang.

Sekali-sekala ruang rindang berganti muram. Mataku terbuka, tapi temaram, terpurangah dalam sesal. Bahkan bagi dua bola mataku, senja telah merupa kesumba. Tak nyata, hanya terlukis dalam metafora. Pikiran telanjang terkubur dalam bayang aversi.

Dia, yah ... dia yang kupilih tapi tak pernah memilihku.

“Ree, sudahlah ... ikhlaskan dia!” hibur Ayu, sahabatku.

“Ayu, mengertilah dia yang selama ini kuperjuangkan. Tak semudah itu mengikhlaskannya. Ini adalah kali pertama aku begitu ingin memiliki seseorang.” Tatapanku menerawang, tak jelas.

“Apa kausudah gila? Haruskah rasa itu selalu memiliki? Kamu sendiri yang terlarut dalam bimbang. Melepas dia yang mencintaimu kemudian memilih dia yang kaucinta,” kilah sahabatku, ketus.

“Tenanglah, Ree! Mungkin sukar, mungkin juga butuh waktu bertahun-tahun. Tapi aku pasti akan melepasnya. Membunuhnya dalam pikiranku, perlahan,” jawabku, datar.

“Syukurlah, sebab aku takut kamu jadi gila karena cinta. Seperti tokoh Qais dalam novel Laila Majnun.” Ayu menghela napas panjang. Lega mendengar jawabanku.

“Apa sekarang kausedang bercanda? Menyamakanku dengan si Qais?” Aku merasa tersindir.

“He ... he ... he” Ayu hanya membalas dengan tawa tak jelas.

Bukan lagi perihal kasta, tapi dunia. Dunia kami begitu jauh hingga suara tak mampu menjangkau. Tanpanya, aku sepi, sendiri dalam dunia yang terisolasi. Begitulah perumpamaannya.

Aku bukan pujangga, hanya seorang jalang pecandu sajak. Januari dua ribu sembilan belas, telah kuputuskan untuk membunuh tokoh “dia” dalam plano sajakku.

#11thDay
#30DWC
#OneDayOnePost
#Kata Kunci : Tambang-bimbang-rindang
#Sumber gambar : google.com

2 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...