Sumber gambar : https://everlastingfriendselfandsj.files.wordpress.com/
“Aku suka hujan.” kataku.
“Kenapa?” tanyamu, penasaran.
“Karena ... ” ucapanku terhenti, senyum
merekah di bibir, “Hujan dengan senang hati menyembunyikan air mataku.”
“Apa kaupikir hujan itu hanya untuk
menjadi tempat persembunyian? Sungguh egois.” Wajahmu tampak kesal mendengar
alasanku menyukai hujan.
“Apa aku salah?” tanyaku, heran.
“Kalau mau menangis, sana di depan kaca. Biar kamu tahu betapa jeleknya kamu
saat menangis. Dengan begitu kamu akan berhenti menangis, kemudian tertawa
karena melihat wajah jelekmu itu,” jawabmu, sinis.
“Kenapa kamu jadi sinis gini, sih?
Pemarah kayak singa,” ucapku sedikit
lirih.
“Apa kamu bilang?”
“He he he aku bilang kamu tampan,”
godaku.
“Dasar wanita centil” Kamu terdiam
menatapku, kemudian melanjutkan ucapan yang terputus, “Kamu ingat? Pertemuan pertama
kita terjadi ketika hujan. Dan aku tak ingin kamu menilai hujan hanya sekadar
tempat persembunyian.” Kedua tanganmu menggapai pipi chubby-ku. Tangan besarmu memberi rasa nyaman.
Yah, kamu memang idaman. Sejak bersama
denganmu, tempat peraduanku tak lagi hujan. Melainkan bahumu. Semua rasa hampa dan kesal yang beradu akan
lenyap, ditelanjangi oleh kata-katamu yang menyejukkan.
Nyatanya, cinta selalu berhasil melepas
hamparan kegelisahan. Jika bukan kamu? Apakah
perasaan ini akan tetap sama? Entahlah.
Hujan adalah kata kunci teromantis
bagimu. Lembut, mudah khawatir, tidak segan menangis ketika melihatku terluka. Benar-benar
melankolis sempurna. Dan kini, aku terjerat tak mampu beranjak, hingga terlarut
di atas bayang-bayang rasamu.
#8thDay
#30DWC
#OneDayOnePost
#Singa-kaca-hampa
Entahlah kurasa setiap rasa akan berbeda dengan sosok yang berbeda.
BalasHapusBkankah lebih asyik berpayungkan hujan?
BalasHapusHujan, muara segala cerita
BalasHapusKeren
BalasHapusDalaaam.. π
BalasHapusDalaaam.. π
BalasHapusBeneran kyk di adegan anime saja
BalasHapusMbak lail tanggungjawab. Akunya baper nih π·
BalasHapusKerennn mba..ππ
BalasHapus