Sumber gambar : https://i.pinimg.com
Aku si pendogeng malam. Pecinta hujan.
Pembenci senja serupa jingga. Pembawa
mimpi buruk kesemuan. Berjalan mengendap ke lorong-lorong hati yang bercelah.
Menelanjangi siang, menciptakan malam tanpa batas. Bagai delusi.
Cobalah untuk temaram bersama asa dan
terpuruk dalam gelisah. Maka aku, si pendongeng malam akan datang membelenggu jiwa
ke dalam delusi rajutanku bak gempa
yang mengguncang denyutmu. Merobek-robek mimpi, menjerat lelap bagai penjara
dalam gelap.
Akulah si pendongeng malam, sebuah ruh terkutuk. Menapak jejak seorang diri. Terjaga lebih dari seribu malam bersama sunyi. Melumat waktu merenggut kehidupan. Sekali kauterjerat, maka
selamanya dongeng malam penuh kegelapan akan meyelimuti hatimu. Sebagaimana para
kecoa yang tak dibiarkan hidup
setelah tertangkap mata para manusia.
“Lis, Lis, Lisana, apa yang terjadi
padamu, Lis?” Wajah Henry terheran bercampur bingung.
“Entahlah, sepertinya aku mulai gila.”
Tatapannya kosong.
“Lis, kenapa kamu jadi seperti ini? Ceritalah
kepadaku!” Wajah Henry terlihat pucat. Tangannya menyentuh pipi Lisana.
Lisana terbangun dari lamunannya, “Henry,
aku takut, aku sangat takut. Setiap malam, suara-suara aneh terus mengusikku. Seakan
mendongeng, kemudian menjeratku dalam ilusi. Seorang diri, gelap dan begitu
dingin. Kumohon selamatkan aku!” Dia menangis sejadi-jadinya.
Percuma,
tak ada yang bisa lepas dari dongeng malam yang kuciptakan. Menyerahlah! Serahkan jiwamu kepadaku.
#9thDay
#Gempa-kecoa-Jingga
#30DWC
#FlashFiction
#OneDayOnePost
idenya bagus, prolisnya mengena
BalasHapusiya, ini prosa liris juga ternyata, keren
BalasHapusHooo~~~ :o
BalasHapusIndahnyaaaa~~~ ><
Kapan saya bisa begini~ T^T
Baru nemu prosa liris. Thanks ilmunya.. Keren
BalasHapusWah baru tau ada prosa liris karna baca ini. Bagus kak👍 Makasih ilmunya 🙏
BalasHapusKeren 😘😘
BalasHapuswow, keren
BalasHapusSukak
BalasHapuskeren kak...
BalasHapusspeachless aku...