“Satu, dua, tiga ... ayo bangun! Jatuh
itu memang sakit, tapi tak boleh membuatmu terpuruk.” Begitulah yang selalu ayah
katakan kepadaku.
“Itukan, kata-kata yang paling disukai
ayahmu?” tanya seorang sahabat karib.
“Kau benar, sebelum beliau
meninggalkanku untuk selamanya, beliau berpesan seperti itu." Nada bicaraku sedikit gusar.
Beginilah hidup, tak mungkin jika melulu
baik. Kadang kita akan menjumpai rasa sakit yang bertubi-tubi. Dengan sengaja kutanam
apa pun perihal rasa sakit yang pernah terjadi. Bukan untuk apa-apa, hanya
sekadar ingin mengingat kuasaNya.
“Husss ... kenapa kau jadi melamun?”
gertak sahabat karibku memecah suasana.
“Eh ... sorry, sorry” kataku.
Padahal aku yang mengajaknya keluar
untuk menikmati kopi panas di tengah dinginnya dunia. Malah aku sendiri yang tak
kuat menahan rasa haru dan kenang tatkala hujan turun.
Sore masih menyisakan beberapa jam lagi
hingga senja tiba dan habis dilumat sang malam. Tapi senja tak mungkin datang,
sebab hujan telah merajai. Perihal kenangan di dalam dada yang entah mengapa
seringkali tak terkendali. Aku hanya bisa menyeringai lembut, sembari perlahan menuliskannya.
Entah itu kenangan sakit ataupun bahagia.
“Lisa, kenapa kamu menolak lamarannya?”
tanya sahabatku tiba-tiba, sembari ia menyeruput kopi panasnya yang telah
berubah jadi hangat.
“Karena aku terlalu licik, terlalu takut
dengan sakit. Meski pesan ayah berkali-kali mendongkrak keterpurukanku,
lagi-lagi dibuat kontroversi di dalam hati. Bingung juga ... ah entahlah” jawabku,
santai.
Ana, sahabatku itu tampaknya kesal mendengar
jawaban tak logis dariku. Ia mengerutkan dahinya, bibirnya sedikit manyun. “Kau
ini, jangan menjawabnya dengan santai begitu, Lis.”
Begitu banyak tanya yang menanti jawaban
logisku. Terlepas dari banyaknya celotehan-celotehan itu, mereka tak pernah
tahu apa yang selama ini kurasakan. Hanya senyuman yang bisa terlontar untuk sekadar
menutupi segala hal yang ingin terus bersembunyi. Diam-diam menutup mata,
menutup telinga, tak acuh akan dentingan sekitar. Apa dengan begitu aku bisa
bertahan? Sepertinya tidak, karena semua itu dapat membekukan hati dan sikap.
#Days1
#30DWC
#OneDayOnePost
Kenapa ditolak lamarannya?
BalasHapusmasih tanda tanya nih ....
BalasHapusDiam memang paling ampuh untuk menyembunyikan rasa
BalasHapus