Dingin dan sejuknya pagi ini benar-benar
memikatku, menjerat, dan menggoda untuk tak beraktivitas. Matahari masih belum
menampakkan diri sebab hujan masih ingin berlama-lama berbaur dengan bumi dan langit. Di beranda
rumah, aku duduk santai sembari berdialog dalam diam bersama pena dan buku
tulis. Di kursi panjang ruang tengah, ayah terlihat serius membaca koran,
sesekali ia menyeruput kopi hitam kesukaannya.
Aku berdiri, mengambil payung, kemudian
melangkah keluar rumah, berjalan di antara kerumunan hujan. Kuulurkan tangan, mencoba
menjamah hujan. Dengan lembut, dingin datang menggenggam tangan.
Aku sangat menyukai hujan, meski tak ada
kenangan di dalamnya. Pernah suatu ketika, kamu bertanya, “Kenapa suka hujan?
Hayo ... ada kenangannya, ya?”
“Nggak ada, kok” jawabku, singkat.
“Ah, yang bener? Terus alasanya suka
hujan apa?” tanyamu lagi, penasaran.
“Karena indah, hujan itu indah.
Memangnya aku harus punya kenangan di saat hujan, baru boleh suka sama hujan?”
jawabku, santai.
“Hemm ... iya juga, sih.” Kamu
mengernyitkan alis. Memasang wajah sok imut. Setelah itu kamu berkata sesuatu
yang membuatku tertawa geli. Ah ... sudahlah, itu hanya potongan ingatan yang
telah usang.
Beberapa hari lagi aku akan berpisah
dengan 2017, waktu berjalan begitu cepat. Jika tak kumainkan waktu dengan
benar, ia akan menikam dengan kejam. Tak memberi ampun. Banyak hal telah
terjadi di tahun 2017. Sedih, senang, kecewa, jatuh, hingga tersungkur. Semua itu
masih berambai-ambai dalam ingatan.
Berharap di tahun depan, 2018, bisa
lebih baik dari tahun ini. Bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, mendengar dan
melihat senyuman ayah dan ibu. Duh ... pasti pertanyaan “kapan nikah” akan semakin
gencar di lontarkan ke arahku. Hehe.
“Lail, ngapain di situ? Sini, bantu Ibu
memasak.” Teriak ibu dari pintu depan, membangunkanku dari lamunan.
“Ups ... siap komandan” jawabku, sedikit
bercanda.
Beruntunglah orang2 yg masih bisa menikmati bermain di tengah tetes hujan.. aku udah gak bisa π
BalasHapusjawab tuh, "kapan nikah?" hehehehe
BalasHapusEaaa pertanyaan yang bikin baper
BalasHapusKapan nikah? Ayo kapan mba?
hayo kapan??? ahahaha...
BalasHapusPingin apa hayooo
BalasHapusJadi, kapan nikah? eh haha
BalasHapusSelalu suka hujanπ
BalasHapusIkutan nanya dong: "Lail... kapan nikah?"
BalasHapusIkutan juga ah, kapan nikah mba ππ
BalasHapusSemoga segera dipeetemukan dgn jodoh dan impiann-Nya
BalasHapusKalo ditanya kapan nikah, berarti yg nanya sayang dan perhatian sama kita, tapi kalo ditanya "kapan mati" waaah berarti sebaliknya hihi, semangat waeee π
BalasHapuskapan nikah? hmmm
BalasHapusaku juga suka hujan hihi
BalasHapus