Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Sabtu, 11 November 2017

BEBERAPA HAL YANG AKAN DIALAMI GURU MUDA


Bolehlah ya sedikit berbagi bagaimana rasanya jadi guru muda. 

Menjadi guru di usia muda bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, juga menurutku adalah hal yang cukup anti mainstream. Kita akan dituntut untuk menjaga image, tentu saja bukan tuntutan dari orang lain tapi timbul dari diri kita sendiri. Mungkin bagi seseorang yang suka pakai celana pendek, ketika berprofesi sebagai guru celana-celana pendek itu tidak akan lagi dipakai. Juga yang dulunya suka majang foto bareng pacarnya di sosmed, setelah jadi guru pasti cepat-cepat ingin menghapus semua foto itu. Yah, karena guru adalah sosok yang bersahaja dengan tanggung jawab moral. Kita sebagai guru muda akan tumbuh menjadi lebih sopan dalam banyak hal, bertutur, bersikap, dan berpakaian tentunya.
Orang lain pikir menjadi guru itu enak, pekerjaan mudah karena kerjaannya hanya ngomong saja, atau menyuruh muridnya mengerjakan lalu gurunya bisa santai. Tentu saja hal itu tidak benar. Apalagi bagi guru muda sepertiku pasti akan cukup disibukkan oleh setiap kegiatan di sekolah. Hal itu akan menjadikan pengalaman bagi para guru muda, dan tentunya lebih lincah untuk ke sana dan ke mari (begitulah kata guru senior).
Aku juga seorang guru, mengambil keputusan untuk menjadi guru karena kesukaanku terhadap anak-anak dan rasa penasaran terhadap macam-macam karakter yang ada pada mereka. Dan sesuai dugaan, bahwa mereka luar biasa. Berbagai macam karakter yang terkadang susah untuk dipahami dan diluluhkan. Sesekali mereka akan membuat para guru pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, terkadang beberapa dari mereka membuat gaduh dan ketika guru memarahinya, mereka akan ngambek. Contohnya saja percakapan dengan anak trouble maker di kelas:
Guru    : Nak, kamu itu jangan rame! Kalau rame sana di luar saja!
Murid  : Selalu aku yang disalahkan.
Guru    : Lah yang rame sejak tadi kan kamu.
Murid  : Gak adil, pilih kasih, yang lain aja rame gak dimarahi. Aku gak mau lagi ikut pelajarannya ibu.
Guru    : ????????????? Speecless *begitulah anak-anak, kadang belum bisa menyedari kesalahannya sendiri*
 Duhh ... (Biasanya terjadi pada murid SD atau SMP)

Aku pernah mengajar sebagai guru STM, dengan usia yang tidak berbeda jauh membuatku harus super ekstra memperoleh rasa percaya diri. Bagaimana rasanya? Ah tentu luar biasa. Mereka suka sekali ngeles, ngeyel, komentar mengenai hal yang tak penting dan seringkali ada yang keceplosan memanggil mbak. Bahkan tak sedikit yang menggoda dengan memanggil “Buchan” artinya Bu Guru Cantik. Hanya contoh:

Guru    : Kita lanjutkan materinya, masih semangat semua?
Murid  : Masih buuuuu ... habisnya yang ngajar bu cantik sih.
Guru    : Hhhhhhhmmmmmmm *menghela napas*
Guru    : Tolong tidak usah celometan!
Murid  : Iya buuuu, apasih yang ndak buat bu cantik.
Guru    : Arrggghhhh ...... *sesak, gak bisa napas*

Selain masalah dengan hal itu, seorang guru muda apalagi menyandang status “jomlo”, pasti akan menjadi korban jodoh-jodohan di sekolah. Paling sering adalah dengan guru olahraga karena kebanyakan guru olahraga itu masih muda-muda. Kadang juga dijodohkan dengan kerabat para guru. Duh, ada-ada saja.
Tidak berhenti di situ, menjadi guru berarti menyiapkan handphone  untuk terus aktif karena banyaknya wali murid yang akan curhat mengenai anaknya. Tapi tak masalah, ini akan jadi hal yang menarik untuk diselesaikan dan membuatku lebih siap untuk mengurus anak jika sudah berkeluarga nantinya. Selain berkorban waktu di luar jam sekolah, aku juga merasa korban tempat, di mana kamar tidur penuh dengan lembar koreksian hasil ulangan anak-anak. Hehe 
Sumber gambar : https://marsitariani.files.wordpress.com/2012/02/kertaskertasberserakan.jpg

Untungnya menjadi guru yang sangat terasa bagiku adalah kesabaran. Melatihku menjadi lebih sabar saat menyelesaikan masalah perihal anak-anak yang memiliki karakter bengal. Contohnya ialah, melakukan pendekatan dalam meyelesaikan masalah. Jadi tak melulu marah-marah.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...