Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Sabtu, 25 November 2017

Nyanyian dari Surga (bagian 9)



-Libur Berakhir-
Genap tiga bulan, libur semester lima berakhir sudah. Hari ini mulai lagi disibukkan dengan urusan kuliah, harus kusiapkan mental ketika bertemu teman-teman, mereka pasti akan terkejut dengan penampilan baruku. Karena memang sampai saat ini yang tahu tentang penampilan baruku selain Asma adalah Rara yang kapan lalu kuceritakan melalui telepone saat meminta bantuannya agar direkomendasikan masuk di Late Night Restaurant.
“Mimpi apa gue semalam, ya? Melihat bidadari di pagi hari.” Ledek salah seorang teman di kelas Nayla, Bangun Alamanda.
Aku mengernyitkan alis, “Alam, kenapa sih sejak SD kamu selalu mengangguku? Apa kamu tak rela membiarkan kehidupanku tentram?”
“Ayolah Nay, gue hanya bercanda. Tapi jujur saja, loe terlihat jauh lebih cantik.” ucap Alam, tampak serius. Mendengar gurauannya itu, aku hanya menyeringai datar, gurauannya tak asik.
“Ehm, jangan-jangan Alam naksir Nay, ya?” Asma menggoda. Bibir Alam merekahkan senyuman, ia tampak malu.
“Asma, apaan sih”
“Wah, Nay sejak kapan?” sapa Mira, anak non muslim yang baru kukenal di awal semester lima lalu. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
“Nay, cari sarapan yuk!” Ajak Alam.
No Thanks, kamu nggak tahu habis ini jam pelajaran mulai ya?” kataku, sinis.
Tidak lama kemudian, mata pelajaran pertama pun dimulai. Semua belajar dengan tenangnya hingga akhir jam pelajaran. Sedangkan jam ke dua akan di mulai pukul 10.00 wib. Tidak ingin membuang-buang waktu dengan hal yang tak bermanfaat, aku dan Asma pergi ke masjid kampus untuk shalat.
“Alhamdulillah tenang sekali setelah shalat” ucapku.
“Tentu saja Nay. Pada dasarnya tiap persendian kita harus dikeluarkan sedekahnya setiap hari, nah semua itu dapat terpenuhi dengan kita shalat dua rakaan diwaktu dhuha” tukas Asma, sangat khas dengan suara lembutnya.
“Iya itu benar. Assalamualaikum. Maaf jadi menganggu pembicaraan kalian” Suara yang menghangatkan telingaku kembali terdengar.
Wa’alaikumsalam” jawabku dan Asma, serentak.
“Iya tidak apa-apa, Fahri. Ada perlu apa?” tanya Asma.
“Tidak ada hal penting sih, hanya saja Abah memintaku untuk meminjamkan buku fiqihku kepada Nayla. Itu pun jika Nayla mau”
“Aku mau” jawabku, girang. Melihat ekspresiku, Fahri langsung tersenyum. Wajah ini rasanya ingin sekali kututupi dengan kerudung. Sungguh memalukan.
“Nanti pukul satu siang kutunggu di perpustakaan ya, Nay! Assalamualaikum
Wa’alaikumsalam” -bersambung-

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...