Sumber gambar : http://www.voa-islam.com/photos6/fariana/ciri-ciri-orang-jatuh-cinta.jpg
Sebuah
tempat yang seolah hidup,
Secara
eksplisit tempat itu sempit, hingga debu pun tak mampu menjamahnya
ia
memilih siapa-siapa yang boleh dan tak boleh singgah
Aku
pernah memasuki tempat itu, beberapa kali
Hingga
akhirnya ia menepikanku di penghujung sore minggu lalu.
Dulu
sekali,
Aku
hanya coba-coba memasukinya.
Astaga!
Rasioku
dibuat takjub oleh luasnya tempat yang kukira sempit itu.
Rasa
candu hadir, dan menahan langkahku hingga eggan untuk berpulang
Ratusan
diksi menjadi tirainya, menikam kekejaman waktu yang melahirkan jeda
Marun
adalah identitas, indahnya tatkala serupa senja.
Ada
hawa misterius yang akan menghangatkan jiwa ketika malam melumat habis lenggang
senyap
Racun
yang coba mengusik, di dalam sana telah berubah menjadi irama yang kemudian
merayu jiwaku untuk berdansa.
Tempat
tidur mewah tersedia di pojok ruang itu. Kupejamkan mata dan berbaring,
maka
mimpi indah adalah jawabannya.
Lampu-lampu
remang menjadikan nuansa romantis bagi pemilik tempat dan tamunya yang hanya
seorang saja.
Di
sana,
di
tempat itu,
setiap
malam sebuah mata teduh memanjakanku hingga tak ada lagi dahaga.
Tempat
itu kusebut Istana Hati
Di
dalamnya,
aku
abadi.
Ah,
padahal telah terusir
Tapi
aku masih saja berjuang agar bisa menetap di sana
Di
hatinya.
0 komentar:
Posting Komentar