Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Minggu, 26 November 2017

Nyanyian dari Surga (bagian 11)



-Surat Cinta Nayla-
Malam ini langit tampak begitu cerah. Tatapanku kepada bulan dan bintang seolah bercerita tentang sosok manusia yang imannya telah membuat hati ini luluh. Tentang kedua bola matanya yang menyejukkan, senyumannya yang menggelitik jantung hingga berdebar.
Aku menutup jendela, berpamitan kepada bulan, bintang dan langit malam. Mengambil secarik kertas dan pena berwarna biru, kemudian menuliskan kalimat-kalimat yang ingin sekali kukatakan kepada seseorang tapi tak mampu;
Assalamualaikuam, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kuberanikan menulis surat ini karena semua yang tertulis di sini adalah isi hati yang tak mampu kukatakan. Setelah membacanya, tolong tetaplah bersikap biasa saja kepadaku. Tak perlu pula terbebani ingin membalasnya.
Terima kasih kuucapkan kepada Fahri, karena telah menyadarkanku bahwa rasa cinta yang dulu muncul adalah mutlak hanya untuk Islam, agama yang saat ini sangat kucintai. Tapi ketahuilah, ada perasaan misterius kembali muncul. Tanganku seketika berkeringat dingin, jantungku berdetak begitu cepat dan ketika engkau tersenyum, detaknya seolah berhenti hingga membuatku sulit untuk bernapas.
Cinta adalah sesuatu hal yang fitrah, maka biarlah kupendam dalam-dalam rasa ini. Sungguh tak apa, jika engkau menolak untuk membalasnya karena ketidakpantasanku untuk Fahri. Suatu saat jika kita memang berjodoh, maka engkau akan melihatku telah dalam keadaan yang pantas untuk enkau miliki sebagai pelengkap imanmu. Kulibatkan Dia, dan kumeminta izin-Nya untuk terus menanti dan merindukanmu.
Juga sadar, jika dibandingkan dengan wanita-wanita shalihah yang selalu rutin mengikuti pengajian seperti Maya, Ainun, Aisyah dan Asma maka aku hanyalah sebatang lilin yang cahayanya selalu redup, sedang mereka seperti matahari yang terus bersinar terang. Memang tak ada yang sempurna, kalau pun ada pasti bukan aku.
Mengharapkan engkau bisa jadi sangat menyakitkan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa yang paling menyakitkan adalah berharap kepada manusia. Tentu saja, aku tak ingin berharap kepada engkau wahai laki-laki shalih, ketahuilah ... aku hanya berharap kepada Allah agar namamulah yang DIA tuliskan di takdirku. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Melipat secarik kertas itu dan menyelipkannya di buku Fahri. Esok semua buku-buku ini akan kukembalikan. 

-bersambung-

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...