Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Rabu, 22 November 2017

Nyanyian dari Surga (bagian 7)



-Pertemuan-
Sungguh mimpi buruk bertemu papa di tempat dan dalam keadaan seperti itu. Papa pasti sangat malu dan marah. Ibuk tak boleh tahu kejadian semalam, sebab hal itu akan membuatnya semakin merasa bersalah meski telah kujelaskan ini bukan salah ibuk. Baik Asma maupun ibuk, tak perlu tahu kejadian semalam. Karena kehebatanku dalam berakting, sehingga semua aman tanpa siapa pun tahu.
Beruntungnya lagi adalah hari ini libur, aku jadi bisa mendinginkan pikiran.
“Nay, jangan lupa pukul 8 nanti kita ada pengajian” ucap Asma, mengingatkan. Aku hanya mengangguk dan tersenyum sambil menatap jam di tangan yang tertutup baju berlengan panjang.
“Asma, jangan lupa ibuk titip salam kepada bu Ahmad dan Ustaz Ahmad ya, dan berikan ini pada beliau!” Ibuk memberikan sebuah bingkisan kue-kue basah yang dibuat dengan sangat cantiknya. Itu adalah keahlian ibuk yang sedang kupelajari akhir-akhir ini, sebelum kembali disibukkan oleh kuliah.
“Buk, ini kuenya bolehkah Nay culik satu saja?” tanyaku memecah keheningan. Membuat Asma dan ibuk tertawa. Wajar saja, Asma sangat mirip dengan ibuk, tipikal wanita dewasa dengan senyuman dan suara yang lembut bak bidadari. Sangat berbeda denganku yang biasa teriak sana-teriak sini, tertawa lepas, dan melucu, terkadang juga manja dan egois.
“Bukankah tadi malam jadwal belajar mengajinya Nayla? Kenapa langsung masuk kamar?” tanya Asma, penasaran.
“Kemarin hari Sabtu jadi sangat ramai, aku sampai tak sadar kalau ketiduran. Maaf ...” Aku memasang wajah melas. Meski hanya akting tapi aku benar-benar menyesal.
Asma tersenyum tipis, “Ya sudah, besok jangan lagi ya! Mengejar dunia memang tidak dilarang, asal tidak sampai terlena hingga lupa dengan akhiratnya”
Ahh ... Asma, suaranya, senyumannya, sangat indah. Laki-laki mana yang tak jatuh hati pada wanita ini. Jika diumpamakan, maka aku hanyalah sebatang lilin kecil sedang Asma adalah matahari. Perbedaan yang sangat besar dari segi cahayanya.
“Asma, Nayla, lekaslah berangkat!” titah ibuk, sembari mengadon kue basah yang akan dijajakan. 
-bersambung-

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...