Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Kamis, 02 November 2017

Tulisanku, Dibedah. Rasanya tuh ...



Sumber : http://www.highlandradio.com/wp-content/uploads/2016/03/book-of-condolence.jpg




Pernah tulisan kamu dibedah?
Wah, kalau kamu seorang penulis, pasti pernah merasakannya, dan ingin merasakannya. Rasa ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang tulisanmu. Rasa ingin tahu apa-apa yang kurang dan tidak benar pada tulisanmu. Nah, di komunitas ODOP, baru saja aku mengalaminya, yaitu bedah tulisan.
            Aku mendapat giliran belakangan dalam acara bedah. Sungguh rasanya tiap hari belum tenang. Menanti, menanti, dan menanti saat-saat yang begitu mendebarkan. Mengapa berdebar? Karena aku belumlah profesional. Menulis itu candu, tapi tidak ada pikiran ingin menjadi seorang penulis. Aku menulis hanya semata-mata karena suka.
            Jika begitu, maka apa yang terjadi pada tulisanku? Yah, tentu saja sangat banyak kesalahannya. Alur atau jalan ceritanya masih banyak yang disembunyikan. Tulisan yang kukirim untuk dibedah adalah cerpen yang berjudu, “Lahir dan Terikat Takdir”. Cerpen bergenre romance fantasy pertama yang kubuat. Cerita pendek yang menurutku masih sangat kurang pada pemukaannya ini ternyata juga mengalami banyak kekurangan pada jalan ceritanya. Tentu saja hal itu sudah pasti, kenapa? Karena tidak mungkin cerpen pertama langsung benar begitu saja.
            Setiap menit rasanya deg-deg-an sekali. Bagaimana tidak? Novel best seller milik orang besar seperti Tere Liye saja, kalau tidak salah judul novelnya adalah “Sunset Bersama Rossi”, pernah dianggap memiliki ending yang umum. Tidak greget. Ah, apalagi punyaku? Itu sudah pasti.  Tapi tidak masalah, bagaimana orang bisa berdiri kalau tidak jatuh? Bagaimana orang bisa berubah jadi lebih baik kalau tidak tahu di mana salahnya?
Senang? Tentu saja aku senang. Sangat senang sekali. Berapa kali pun ditanya, jawabannya akan sama, yaitu “Sangat senang”. Bagaimana tidak, dengan begitu seseorang akan menjadi lebih maju, berhati-hati dalam menentukan jalan cerita agar nyambung, greget, dan enak dibaca. Ada yang bilang, menulis itu ya menulis saja. Tentu saja, aku akan selalu menulis dan menulis saja. Karena yakin, nanti setelah banyak berlatih, tulisan akan semakin membaik. Tidak kaku seperti cerpen pertamaku yang dibedah malam ini.
Sungguh rasanya sangat beruntung, bisa tahu pendapat pembaca mengenai tulisanku. Dengan begitu, bisa menulis lebih baik nantinya. Tetap menulis, menulis, dan menulis. Tetap anggap menulis adalah ekstasi, candu. Dengan begitu tidak bisa tenang jika satu hari saja tak menulis.
            Terima kasih.

6 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...