Sumber : http://www.highlandradio.com/wp-content/uploads/2016/03/book-of-condolence.jpg
Pernah tulisan
kamu dibedah?
Wah,
kalau kamu seorang penulis, pasti pernah merasakannya, dan ingin merasakannya. Rasa
ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang tulisanmu. Rasa ingin tahu
apa-apa yang kurang dan tidak benar pada tulisanmu. Nah, di komunitas ODOP,
baru saja aku mengalaminya, yaitu bedah tulisan.
Aku mendapat giliran belakangan
dalam acara bedah. Sungguh rasanya tiap hari belum tenang. Menanti, menanti,
dan menanti saat-saat yang begitu mendebarkan. Mengapa berdebar? Karena aku belumlah
profesional. Menulis itu candu, tapi tidak ada pikiran ingin menjadi seorang
penulis. Aku menulis hanya semata-mata karena suka.
Jika begitu, maka apa yang terjadi
pada tulisanku? Yah, tentu saja sangat banyak kesalahannya. Alur atau jalan
ceritanya masih banyak yang disembunyikan. Tulisan yang kukirim untuk dibedah
adalah cerpen yang berjudu, “Lahir dan Terikat Takdir”. Cerpen bergenre romance fantasy pertama yang kubuat. Cerita
pendek yang menurutku masih sangat kurang pada pemukaannya ini ternyata juga
mengalami banyak kekurangan pada jalan ceritanya. Tentu saja hal itu sudah
pasti, kenapa? Karena tidak mungkin cerpen pertama langsung benar begitu saja.
Setiap menit rasanya deg-deg-an
sekali. Bagaimana tidak? Novel best seller
milik orang besar seperti Tere Liye saja, kalau tidak salah judul novelnya
adalah “Sunset Bersama Rossi”, pernah
dianggap memiliki ending yang umum. Tidak greget. Ah, apalagi punyaku? Itu sudah
pasti. Tapi tidak masalah, bagaimana
orang bisa berdiri kalau tidak jatuh? Bagaimana orang bisa berubah jadi lebih
baik kalau tidak tahu di mana salahnya?
Senang?
Tentu saja aku senang. Sangat senang sekali. Berapa kali pun ditanya,
jawabannya akan sama, yaitu “Sangat senang”. Bagaimana tidak, dengan begitu seseorang
akan menjadi lebih maju, berhati-hati dalam menentukan jalan cerita agar nyambung,
greget, dan enak dibaca. Ada yang bilang, menulis itu ya menulis saja. Tentu
saja, aku akan selalu menulis dan menulis saja. Karena yakin, nanti setelah
banyak berlatih, tulisan akan semakin membaik. Tidak kaku seperti cerpen
pertamaku yang dibedah malam ini.
Sungguh
rasanya sangat beruntung, bisa tahu pendapat pembaca mengenai tulisanku. Dengan
begitu, bisa menulis lebih baik nantinya. Tetap menulis, menulis, dan menulis. Tetap
anggap menulis adalah ekstasi, candu. Dengan begitu tidak bisa tenang jika satu
hari saja tak menulis.
Terima kasih.
Terima kasih.
Wow keren bisa jadi tulisan . Menginspirasi kak
BalasHapusApa yg di rasakan bisa jadi tulisan zil 😀
HapusSemangat is
BalasHapusKak MS skrg manggil is 😄😄
HapusMantap. Semangat teruss...
BalasHapusSiap kak 💪💪💪💪
Hapus