Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Minggu, 29 Oktober 2017

Arthur Conan Doyle dan Sang Detektif



Ada yang tahu, siapa itu Sir Arthur Conan Doyle? Penggemar Detective Conan pasti tahu siapa beliau.

Awalnya aku tak tahu menahu mengenai Sir Arthur Conan Doyle. Namanya muncul dalam seri anime Detective Conan yang aku sendiri lupa episode yang keberapa, sebagai seorang penulis biografi tokoh detektif yang sangat diidolakan oleh Conan, tokoh utama dalam anime Detective Conan. Jadi siapakah tokoh detektif yang ditulisnya itu? Dialah, Sherlock Holmes. Sebenarnya bukan hanya di seri Detective Conan saja, hampir di semua film/komik anime yang bertemakan Detective melibatkan nama Sherlock Holmes. Seperti di film anime Detective Qyu.

Sumber gambar : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bb/Conan_doyle.jpg/220px-Conan_doyle.jpg


           

            Sir Arthur Conan Doyle, lahir 22 Mei 1859 dan meninggal pada 7 Juni 1930 di usiaya yang ke 71. Doyle adalah seorang dokter lulusan Universitas Edinburgh dan sebelum membuka praktik di Southsea, Doyle pernah bekerja menjadi dokter di sebuah kapal yang berkeliling di seluruh dunia selama hampir satu tahun. Sejak duduk di bangku kuliah beliau sudah hobi menulis di jam-jam istirahatnya hingga ketika memiliki sebuah tempat praktik pun, beliau tetap menulis.
Sherlock Holmes adalah karakter tokoh yang ditulis oleh Conan Doyle pertama kali muncul pada tahun 1887, dipublikasikan pertama kali dalam Beeton’s Christmas Annual. Namun sosok Holmes belum terlalu terkenal di tahun itu, dan baru populer di tahun 1891 ketika dimuat dalam cerita pendek berseri. Ide menulis tentang seorang detektif yang bernama Sherlock Holmes ia dapatkan setelah melihat dosennya, Dr. Joseph Bell yang mampu mendiagnosis penyakit hanya dengan melihat pasien ketika memasuki kamar operasinya.
“Saya pikir saya akan mencoba untuk menulis cerita di mana sang pahlawan akan menyelesaikan kasus kriminal seperti Dr. Bell menangani penyakit," kata Doyle dalam sebuah wawancara pada 1927.

Novel “Sherlock Holmes” tidak serta merta terbit dan langsung terkenal. Sebelum tokoh detektif ciptaan Doyle itu di kenal layar lebar dan film-film anime,  ia  mengalami jatuh bangun setelah beberapa kali ditolak penerbit. Bahkan karyanya bisa terbit, laku beberapa, kemudian tak bergeming, hilang ditelan waktu. Baginya hal itu menjadi sebuah tantangan tersendiri. Tak membuatnya patah semangat, justru ia terus menulis tentang petualangan Holmes dalam memecahkan kasus dengan judul yang berbeda. Seperti, Penelusuran Benang Merah, Empat Pemburu Harta, Lippincott’s Monthly Magazine, Skandal di Bohemia, Kasus Batu Mazarin, Kapal Gloria Scott, Lembah Ketakutan, dan lain sebagainya.
“Jika kita membaca novel Sherlock Holmes, maka akan tahu apa yang ia ajarkan pada pikiran kita.” Itulah salah satu pendapat Andrew Lees yang memiliki karir kedokteran di University College Hospital London. Karna kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh detektif ciptaan Doyle ini mirip dengan beberapa dokter hebat di Inggris. Salah satu contohnya yaitu membuat penilaian dari hal-hal yang paling kecil, maka hal-hal kecil itu akan menjadi petunjuk yang penting.
Sebuah pemikiran hebat berhasil Doyle ciptakan pada tokoh pahlawan fiksi di Inggris yang bernama Sherlock Holmes. Meski begitu, Doyle yang dikenal sebagai pria yang memiliki banyak ide sering sekali mengalami kebosanan, jika terkenal hanya karena tokoh Sherlock Holmes. Dia pernah berpikir bahwa tulisan-tulisannya yang lain lebih berbobot. Seperti novel berlatar belakang Perang Dunia I di Inggris, menulis buku tentang berbagai sejarah, dan masih banyak lagi tulisan hebat Doyle.

2 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...