Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Kamis, 05 Oktober 2017

Lewat Tengah Malam



Sumber : http://images4.fanpop.com/image/photos/18800000/anime-writing-writing-18861855-500-300.jpg



Aku terbangun di malam yang begitu pekat. Huft, lagi-lagi ketiduran. Minggu ini benar-benar dalam kondisi yang buruk. Begitu lelah kurasa. Ah, apa yang terjadi kepadaku? Bukankah aku tadi sedang menulis tugas dari ODOP? Sudah hutang dua jika malam ini tak menlis lagi.
            Kutengok jam di handphone-ku, waktu menunjukkan pukul 01.26 WIB. Hari ini harus menulis, meski begitu lelah kurasa. Tetap saja tak boleh berhutang lebih banyak lagi. “Ayo semangat, Lail!” kataku dalam hati, meyakinkan.
            Menulis, menulis, dan menulis tentang apa pun itu. Di tengah malam ini, ingin kurangkaikan sedikit aksara menjadi beberapa kalimat, kemudia menjadi paragraf. “Memang kamu bisa, menulis di saat kondisi tidak fit?” Pertanyaan tersebut kulontarkan kepada diri sendiri. Tak perlu kujawab, karena jemariku telah berlarian lentik di atas keyboard.
            Menulis puisi adalah hobiku, namun puisi itu berasa kosong, tak berobjek. Baik itu tentang jatuh hati dalam diam, patah hati, cemburu, dan semua perihal cinta. Aku hanya mengarang semua rasa itu, karna memang tak pernah kurasa. Lebih tepatnya untuk saat ini. Hati terasa begitu mati, seolah tak terjamah oleh laki-laki yang memiliki rasa untukku.
            Takut jatuh cinta? Yah, mungkin saja itu yang sedang kualami. Pernah sekali jatuh hati, lalu hati itu memilih untuk pergi. Hal tersulit untuk menjadi pribadi yang  ikhlas adalah merelakan. Tetap saja, aku akan belajar perihal kehilangan ataupun merelakan. Allah itu Maha Adil, jadi tak mungkin Dia membuatku kehilangan tanpa menggantinya dengan yang lebih baik. Setiap orang punya kemampuan untuk mengukur sejauh mana ia dapat menyembuhkan hatinya sendiri. Jadi, katakan TIDAK untuk GALAU.
            Terkadang, ada sedikit sesal. Jauh dilubuk hati ingin menanyakan perihal rasamu kepadaku. Ah, itu hanyalah kata hatiku saja, tidak untuk logikaku.

2 komentar:

  1. Iiiiiiis!
    Tak jitak tenan engko.
    Serangan Ku/Aku!!!
    Paragrap pembuka sudah banjir itu.

    Ingat, maksimal 3 Ku/Aku dalam 1 paragrap. Jika lebih, maka tulisan kita masih terjangkit virus itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ampun komandannnn heheheh lah itu nguantuk pak her. Ndak bisa mikir blas. 😄😄 maksa maksa mentok

      Hapus

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...