Matahari
mulai dilahap waktu. Tentu saja hari mulai gelap
Sejauh
mata memandang hanya terlihat berjuta pasir, puluhan ombak, dan seorang gadis.
Kubiarkan
sejenak, tapi gadis itu masih bertahan di satu tempat yang sama sejak
berjam-jam yang lalu.
Dari
binarnya aku tahu dia telah kehilangan sesuatu yang berharga.
“Apa
yang telah hilang darimu?” suaraku nyeplos tak tertahan.
Terus
kupandangi, tapi sedikit pun dia tak beranjak dari kekosongan tatapannya.
Aku
telah berdiri di sampingnya dan menunggu dia menjawab. Dia,,, tetap tak
beranjak
Aku
mencibirnya dalam hati, “Siapakah kamu? Kenapa hatiku begitu sakit hanya dengan
menatap binarmu?”
Aku
tak mengenalnya, tapi
entah
mengapa aku begitu ingin memeluknya
ingin
menariknya dari ilusi abu-abu
ingin
membebaskannya dari semesta yang tak lagi berpihak padanya.
Dia,
seperti mengingatkanku pada gadis kecil di kampung Seberang
yang
berusaha mengingat kembali senyum dan suara ibunya, yang telah lama hilang
dalam ingatannya.
HAMPA
... itulah dia.
Ah,
Sial
Imajinasiku
mulai terberai
Abaikan
saja.
0 komentar:
Posting Komentar