Perihal
perpisahan,
Biarlah terbakar, terbakar hingga
melumat segala bentuk ingatan. Aku sudah lelah. Harus bagaimana lagi
kudefinisikan agar kata-kata itu tak pernah membuat semua orang terluka. Kata-kata
yang tak pernah diharapkan semua orang tapi pasti pula terjadinya. Tak ada
bedanya dengan sebuah takdir, perpisahan itu mutlak karena ia bagian dari
sebuah takdir.
Aku adalah salah satu makhluk di mana beberapa
hari yang lalu kedatangan tamu istimewa bernama perpisahan. “Apakah Anda tak
ingin bertanya bagaimana rasanya?” Oh, sepertinya tak perlu, karena semua
manusia akan dipermainkan oleh satu kata itu. “Menangis?” Tentu saja aku
menangis. Detik jam sepertinya sengaja membiarkan kata-kata itu datang lebih
cepat dari dugaanku. Ia berdetak sesuka hati, egois.
Aku kian berubah menjadi keruh, bingung,
dan tak pernah bisa paham. “Mengapa semua hal terasa menghilang ketika
kata-kata itu datang dan mengajakmu ikut bersamanya?” Aku menghela napas yang
mulai terasa semakin sesak ini. “Apa sih definisi sebenarnya dari perpisahan
itu? Apa bagimu itu menyenangkan? Sehingga kamu dengan egomu memperkenalkan aku
padanya, padahal telah jelas karena dia aku jadi menangis.” Betapa bodohnya bermonolog
seorang diri, sia-sia saja. Sial.
“Kamu akan pergi? Semangat ya, kamu
pasti akan baik-baik di sana. Kuharap kamu bahagia selalu.” Aku termangu pada
setiap pernyataan yang kubuat. Yah karena tak ada salahnya mencoba bijak.
Munafik. Terus berpura-pura seolah semua baik-baik saja. Padahal itu akan
membuatku semakin terluka.
Aku mendongak, lalu menyerah. Tak ingin
lagi rasanya menahanmu untuk pergi, karena ini tak adil. “Mengapa hanya diriku
saja yang berusaha menahanmu? Mengapa kamu tak mau menjauh atau bersembunyi
dari kata yang bernama perpisahan itu?” Terluka, kecewa. Kupejamkan mataku
lebih lama lagi, mencoba mengingat setiap waktu berharga yang telah habis
bersamamu. “Pergilah ... ” ucapku, tertahan. Sepertinya sampai kapan pun monolog itu tak akan pernah bisa kulanjutkan. Terus
tertahan hingga dadaku serasa begitu sesak, menyadari bahwa segalanya akan
berakhir saat ini juga.
0 komentar:
Posting Komentar