Buku-buku itu adalah sesuatu yang mampu membawa pikiran-pikiran ajaibku melayang di atas suara yang mampu menembus waktu.

Jumat, 20 Oktober 2017

"Tuhan kucinta dia, sayang dia, rindu dia, inginkan dia"



sumber gambar : http://s.kaskus.id/images/2015/01/24/7027734_20150124075319.jpg


“Oh, Tuhan kucinta dia, sayang dia, rindu dia, inginkan dia.” Berkali-kali pun kumenyanyikannya, tetap saja tak akan bosan.
Lagu itu mampu menjadi wakil dari segala rasa di hati. Kamu, iya kamulah laki-laki yang selalu berpapasan denganku di halte setiap sore.
Laki-laki yang begitu indah melebihi dari senja di kota Surabaya, menjadikan lagit sore menjadi tak indah lagi.

“Tuhan, besok aku harus bagaimana saat berpapasan dengannya lagi?” rintihku mengadu, kala malam telah tiba.
Meski saat berpapasan hanya berjarak lima jengkal, tapi rasanya begitu jauh. Ingin sekali menyapa dan tersenyum padamu. Tapi,
tak cukup bernyali, suaraku tertahan. Kadang kala, mataku secara tak sengaja menelisik ke arahmu. Manis sekali.

Andai saja ada kesempatan bericara dengamu, hal pertama yang akan kulakukan ialah menulis sebuah diksi.
Berharap semoga diksi itu mampu memikatmu, menjadi wakil dari bibir yang enggan terbuka.
Kutamatkan lamat-lamat, ada ratusan bayangan menarik dan bahkan menggoda otakku. Itukah yang disebut dengan hasrat? Kadang itu menggoda iman.
Ah, mungin itu hanya pradugaku saja.

Sampai kapan akan seperti ini? Sampai kapankah akan menjadi pengamatmu?
Entahlah
Aku tidak peduli dengan sebuah kata yang bernamakan “hubungan”,

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Aku adalah aku... Bukan kamu juga bukan dia.

BTemplates.com

Seperti Romeo and Juliet

Sumber gambar : google. Com "Kenapa? Bukankah kalau kamu sakit tak akan bisa merawatku?" tanyamu. Badanku terhuyung ke...