Sumber gambar : https://img.kawaiibeautyjapan.com/XbJAMNLXt2GlmNo0-sLaqY7Zlho=/742x390/smart/http://kawaiibeautyjapan.com/upload/article/pc/article_4462.jpg
“Apa
sih? Yang tak kutahu tentang kamu? Saat marah, telingamu berubah menjadi merah.
Tak mampu menatap mata lawan bicara, ketika berbohong. Rambut selalu berantakan
ketika telat bangun pagi. Ceroboh. Pobhia naik lift. Hemmm ... dan masih banyak
lagi hal tentang kamu yang sudah tersimpan di dalam memoar. Tapi bagiku, kamu
hanyalah sahabat. Maaf ...” Itulah jawabanku atas pernyataan cintamu.
Wajah
cantik yang tadinya begitu bersinar, berubah ...
seperti
senja yang temaram dilumat habis oleh pekat malam.
Kaubilang,
bahwa aku laki-laki yang penuh teka-teki, membuatmu merasa nyaman berlama-lama di
dekatku.
Maaf,
telah menciptakan goresan pada hatimu
Maaf,
telah membuat waktumu sia-sia karena terlalu lama menginginkanku.
Mata
teduhmu mulai basah, binarnya merambat lurus membanjiri bulu mata lentik, mencoba
menahan waktu yang bergegas pergi.
Hatiku
tergoda, iba.
Kemudian
menengadah sibuk menjaring beberapa alasan agar bisa pergi tanpa melukaimu
lebih dalam lagi
Bukankah
sudah kubilang?
Sampai
kapan pun kamu tetaplah sahabat, tidak lebih.
Aku
menunduk, enggan menatap matamu. Bukan karena merasa bersalah,
hanya
tak mau rasa belas kasihan menjerumuskan keputusanku.
0 komentar:
Posting Komentar