Sumber gambar : https://i0.wp.com/www.boombastis.com/wp-content/uploads/2015/06/Kerajaan-ghaib-Indonesia.jpg?fit=650%2C350
Gelap menyayat, menyeka remak sisa-sisa
rintik hujan yang baru saja menyapa bumi. Kehadirannya menebarkan hawa sejuk taman
bunga Kerajaan Kahuripan. Langit tampak bermuram durja namun begitu damai, menambah
nikmat mimpi semua makhluk di bumi. Bulan kali ini tampak menepi, bersembunyi
dalam bayangan siluet awan gelap. Menanti sang waktu merobek siluet itu dan memberinya
peran penting malam ini. Dia hanya ingin mengintimidasi langit kala ketika segalanya
telah berubah pekat. Seolah tak mau kalah, angin mamiri bersama dandelion berdansa
menerobos keheningan, bertebaran seperti debu.
Sesaat sebelum matahari kembali berjaga,
wanita tercantik di Kerajaan Kahuripan atau yang lebih dikenal dengan Kerajaan
Kediri, Dewi Kilisuci, telah terbangun
dari mimpi indahnya. Wanita yang baik dan berbudi luhur ini sangat dicintai
oleh rakyatnya.
“Kanjeng, setelah berhias diri mohon
untuk menemui Prabu Airlangga!” ucap salah satu dayang kerajaan sambil
menyodorkan secangkir air dihadapanku.
Dewi Kilisuci mengangguk, “Ada apa ayahanda
Prabu memanggilku pagi-pagi begini?” gumamnya dalam hati, heran.
Beberapa saat setelah berhias, Dewi
Kilisuci pergi menemui ayahnya, Prabu Airlangga, di ruang keluarga kerajaan.
Ruangan yang di bangun cukup besar untuk berkumpulnya keluarga kerajaan. Tempat
duduk minimalis berlapis emas yang berjajar tertata rapi. Tirai berwarna coklat
keemasan menambah mewah pemandangan dalam ruangan. Dinding dan langit-langitnya
pun berwarna coklat. Tingginya sekitar 6 meter. Guci-guci mewah terlihat elegan
di setiap sudut ruangan.
“Ada apa Ayahanda memanggil saya?” tanya
Dewi Kilisuci.
“Aku memangilmu kemari ingin menanyakan
perihal lamaran yang diajuka oleh beberapa adipati kerajaan tetangga. Siapakah
yang akan kamu pilih?” tanya Prabu Airlangga dengan nada serius tanpa menatap
Dewi Kilisuci
“Saya beum memutuskannya Ayahanda Prabu,
sebab tidak ada diantara mereka yang saya cinta,” ucapnya dengan suara sedikit
gemetar.
“Kalau kamu tidak segera memberi
keputusan, maka Ayahanda akan membuat sayembara untuk memilih calon suamimu.” Prabu
Airlangga menoleh dan menatap Dewi Kilisuci, mukanya mulai memerah. Dewi
Kilisuci hanya menunduk, tanpa memberi sebuah jawaban.
***
Gulungan mendung tebal menggumpal menghiasi
langit sore yang tadinya cerah. Kerajaan dihebohkan oleh kabar bahwa salah satu
rakyatnya telah diserang oleh makhluk aneh di dalam hutan. Kabarnya, ia adalah manusia
berkepala binatang yang sangat kuat dari kerajaan tetangga. Tidak ada patih maupun
prajurit Kerajaan Kahuripan yang kembali dengan selamat setelah pergi ke hutan hendak
mengalahkan makhluk keji itu.
Dewi Kilisuci tak tahan melihat rakyat
dan prajuritnya dibunuh dengan keji. Tanpa pikir panjang ia seorang diri masuk
ke dalam hutan menemui makhluk yang telah membunuh prajurit dan rakyatnya.
“Tidak kusangka, kali ini yang datang
ingin mengalahkanku adalah seorang putri yang sangat cantik. Perkenalkan
namaku adalah Mahesa Suro, laki-laki terkuat di jagad raya.” Sambutan
dilontarkan oleh Mahesa Suro, makhluk berkepala kerbau itu, setelah bertemu
Dewi Kilisuci di dalam hutan.
“Aku datang bukan untuk melawanmu, aku
hanya ingin berbicara dan memohon padamu, jangan kau sakiti lagi rakyat dan
prajuritku. Akan kuberikan harta berapa pun yang kau mau,” tawar Dewi Kilisuci
pada Mahesa Suro. Ada rasa takut yang menjalar, sunyi, sepi di dalam hutan. Tak
ada siapa pun.
“Bagaimana kalau kau menikah denganku? lalu
akan kuberikan kedamaian pada seluruh rakyatmu. Kudengar, Prabu Airlangga membuka
sayembara untuk memilih calon suamimu pada malam bulan purnama nanti. Aku akan
datang, kau harus memilihku. Jika tidak seluruh rakyatmu akan kubunuh,” tukasnya,
mengancam.
“Kau tidak akan pernah bisa membunuh
rakyatku dan aku tak sudi menikahi laki-laki buruk rupa sepertimu.” Adu mulut
antara Dewi Kilisuci dan Mahesa Suro pun terjadi.
Ucapan pedas yang terlontar dari bibir
lembut Dewi Kilisuci membuat Mahesa murka. Ia mengangkat pedangnya kearah Dewi
Kilisuci, berniat menikamnya agar tak seorang pun memiliki kecantikannya.
“Hentikan!!” Seseorang berkepala lembu
datang menghentikan Mahesa, dialah Lembu Suro, adik kembar Mahesa. “Aku tidak
akan membiarkanmu membunuh siapa pun lagi,” Suro melanjutkan ucapannya.
“Bedebah, berani sekali kau membentak
kakakmu.” Mahesa menghunuskan pedang ke arah Suro dan terjadilah pertarungan
saudara.
Kenyataan bahwa Mahesa jauh lebih kuat
membuat Suro terluka parah, ia seperti akan kalah. Dewi Kilisuci merasa takut
jika makhluk jahat itu yang memenangkan pertarungan ini. Tak kehabisan akal,
Dewi Kilisuci mengambil keris yang disembunyikan di dalam pakaiannya, kemudian
menusukkan keris itu ke tubuh Mahesa.
“Kau... Bedebah!” Kata terakhir yang
diucapkan oleh Mahesa sebelum ia menutup mata untuk selamanya.
Dewi Kilisuci mulai resah, tangannya
bergetar ketakutan, jantungnya berdegup kencang. Entah mengapa rasa nyeri
seolah menghampiri relung dadanya, membuat napasnya tak beraturan.
“Tenanglah, Anda tidak bersalah. Aku
juga berniat menusuknya, tapi dia sangat kuat. Tak akan bisa mengalahkannya
seorang diri. Anda sudah berhasil menyelamatkan seluruh rakyat dari ancamannya,”
ucap Suro, begitu lembut. Dewi menatap tajam ke arahnya, ada sedikit keraguan
terhadap laki-laki yang memiliki wujud sama dengan Mahesa.
“Jangan takut, saya memang adik kembar
Mahesa tapi saya tak berniat menyakiti siapapun. Hari sudah gelap, apakah Anda
akan kembali ke Kerajaan Kahuripan malam ini? Sangat berbahaya berjalan di
dalam hutan seorang diri. Saya adalah seorang adipati, mampirlah ke tempatku
untuk beristirahat. Esok akan kuantar Anda ke Kahuripan.” Ujar Lembu Suro
panjang lebar, meyakinkan. Dewi Kilisuci mencoba untuk percaya dan menerima
tawarannya.
Langit yang tadinya diselimuti gumpalan
awan kini menumpahkankannya menjadi rintik air yang begitu banyak. Rintik-rintiknya
mampu meredam roh yang tengah jatuh dalam kegalauan, menghapus ingatan akan kekacauan hari ini. Begitu damai.
“Permisi, Tuan Putri izinkan saya masuk.”
Suara salah satu dayang sambil mengetuk ruang peristirahatan Dewi Kilisuci. Ia
membawakan makanan dan pakaian ganti untuk Dewi Kilisuci.
“Terima kasih banyak. Aku ... “
kalimatnya terpotong. Dewi Kilisuci menghela napas, memberanikan diri bertanya,
“Siapa sebenarnya Mahesa Suro dan Lembu Suro?”
Dayang itu tersenyum lalu menjawab
pertanyaan Dewi dengan penuh keyakinan, “Apa Anda takut pada Adipati Lembu
Suro? Tenang saja, beliau sangat baik. Berbeda dengan kakaknya, Mahesa Suro. Mereka
adalah anak dari raja kedua di kerajaan ini, dulu mereka adalah manusia biasa
hingga sebuah kutukan datang akibat keserakahan ayahnya. Tuan Mahesa sangat
terpukul melihat kenyataan akan dirinya, sedangkan Tuan Suro dengan ikhlas
menerima takdir. Ia tak pernah menyalahkan siapapun atas kutukan yang menimpanya.
Hanya itu saja yang bisa saya katakan, Putri.”
***
Matahari kembali tersenyum, memancarkan
aura yang tidak biasa. Pertanda kebahagiaan ataukah ada maksud lain yang tersembunyi
dibalik senyumnya? Entahlah. Kerajaan ini dikelilingi taman bunga mawar merah. Tepat
di depan jendela kamar peristirahat Dewi Kilisuci, nampak pegunungan yang diselimuti
awan putih. Sangat indah. Membuat Dewi tak henti-hentinya menatap ke luar
jendela.
Setelah menyantap hidangan mewah, Dewi
Kilisuci bersiap untuk kembali ke Kerajaan Kahuripan, diantar oleh seorang prajurit menggunakan kereta kuda mewah
atas perintah Lembu Suro.
“Di mana Adipati Suro? Aku belum
mengucapkan terima kasih kepadanya. Apa ia tak ingin mengantar kepergianku?” Dewi
bertanya pada salah satu prajurit.
“Tuan Putri Kilisuci..,” Salah satu
dayang berlari kearah Dewi. “Mohon maaf, Adipati tak bisa mengantar Anda. Ia hanya
ingin saya memberikan gulungan ini kepada Tuan Putri,” ia melanjutkan
ucapannya.
Di tengah perjalanan menuju Kerajaan
Kahuripan, Dewi Kilisuci membuka gulungan kulit rotan pemberian Suro.
“Maafkan saya, karena hendak mengatakan
sesuatu yang tak seharusnya pun tak sepantasnya. Walau demikian akan tetap
kukatakan. Karena jika tidak, saya tak akan bisa hidup dengan cara yang benar.
Kepada : Wanita tercantik sejagad.
Selama ini, saya selalu baik-baik
saja dengan wujud yang berbeda dari manusia pada umumnya. Namun setelah bertemu
dengan Anda, rasa marah akan kutukan ini terus menghantui. Saya tak ingin menyimpan
dendam pada kutukan ini, adalah sebuah kesalahan bertemu dengan Anda. Di dalam
ruang hati yang paling hampa, saya menyadari bahwa ada rasa misterius yang menjalar.
Jelas ini salah saya yang telah membiarkan Anda berlalu-lalang di dalam hati
dan pikiran.
Membiarkan Anda pergi adalah cara
yang terbaik, meski kurasakan sesak berlayar di dalam dada. Bagaimanapun, kita
adalah dua manusia yang asing, dan memang seharusnya kembali menjadi asing.
Perihal mencintai Anda, biarlah
menjadi urusan saya.”
Dari : Suro.
“Tuan Putri, kita telah sampai!” Suara
prajurit membangunkan Dewi Kilisuci dari lamunan setelah membaca pesan singkat
Adipati Suro.
“Tolong sampaikan kepada Suro untuk
datang ke Kahuripan pada malam bulan purnama. Akan ada sayembara untuk menjadi
calon suamiku.” Setelah berpikir masak-masak, akhirnya Dewi memutuskan untuk
mengundang Suro menghadiri acara sayembara, pemilihan calon suami Dewi Kilisuci
yang diadakan oleh Prabu Airlangga.
***
Akhirnya tiba juga acara sayembara untuk
memilih calon suami bagi Dewi Kilisuci tepat di malam bulan purnama. Prabu
Airlangga memberi bermacam-macam tantangan kepada para kandidat yang berasal
dari beberapa kerajaan di Kediri, Tulungagung, dan Blitar.
Dewi Kilisuci nampak gelisah, ia melihat
ke kanan dan ke kiri seolah sedang mencari seseorang.
“Anda
sedang mencari siapa, Kanjeng Putri?” tanya salah satu dayang yang mendampingi
Dewi.
“Oh, bukan siapa-siapa,” sergahnya.
Dari semua tantangan itu ada satu pemuda
yang berhasil memenangkannya.
Namun pemuda ini begitu aneh, dia memakai penutup kepala. Seolah ada sesuatu
yang ingin ia sembunyikan.
“Kau sangat lincah dan hebat dalam
mengambil setiap keputusan di semua tantangan yang kuberikan, siapakah kamu
sebenarnya? Kamulah orang yang akan kupilih menjadi suami putriku. Jadi,
silakan buka penutup kepalamu,” titah Prabu Airlangga.
“Bukan tak ingin membukanya, hanya saja
takut jika Anda malu memiliki menantu seperti saya, setelah kubuka penutup ini,” jawabnya, tegas.
Mendengar suaranya, Dewi Kilisuci
berlari ke arah pemuda ini, “Suro? Kaukah? Ayahanda, aku bersedia menjadi
istrinya.”
“Baiklah, tapi dia harus membuka dulu
penutup kepalanya,” titah Prabu Airlangga, penasaran.
Sesaat kemudian, dengan beraninya Lembu
Suro membuka penutup kepalanya dan mengejutkan semua orang.
“Bedebah!! Jadi kau adalah manusia
berkepala binatang yang telah membunuh beberapa rakyat, prajurit, dan menculik
putriku? Tak akan kubiarkan kau merusak kedamaian di kerajaanku.” Wajahnya
memerah, garang.
“Hentikan Ayahanda Prabu, dia bukanlah
pembunuh, Mahesalah pembunuhnya. Aku tidak akan memaafkan Ayahanda Prabu jika
sampai menyakitinya. Tolong, Ayahanda jangan hanya melihat sosoknya yang
berbeda dengan kita. Bahkan jika dibanding dengan kita semua, hatinya jauh
lebih baik.” Dewi Kilisuci berteriak membela Lembu Suro.
“Baiklah, aku akan setuju makhluk itu
menikahimu, jika dia berhasil menyelesaikan satu lagi tantangan dariku. Buatlah
sumur raksasa dan harus selesai dalam semalam,” Ujar Prabu Airlangga,
menantang.
“Tunggu itu musta ...,” ujar Dewi, terpotong.
“Akan saya lakukan.” Suro dengan gagah
menerima tantangan tersebut.
***
Ayam pun berkokok, pertanda telah lewat
satu malam. Dengan disaksikan semua orang, Lembu Suro berhasil menyelesaikan
tantangan itu. Bahagia nampak di wajah Dewi kilisuci. Bibir merahnya tersenyum
seketika, seraya menghela napas lega.
Malu dan tak terima dengan semua
ini, Prabu Airlangga memutar otak, mencari akal untuk menyingkirkannya. Ia
meminta Suro untuk mengecek kedalaman sumur itu. Setelah Lembu Suro menjalankan
titahnya, Prabu Airlangga beserta para prajurit Kahuripan menimbun Lembu Suro
dengan batu. Ratusan orang mulai tertawa terbahak, mereka seakan menang telak.
Dewi Kilisuci terkejut melihat apa
yang telah dilakukan Prabu Airlangga dan semua orang Kediri, air di pelupuk mata
jatuh bertubi-tubi, perih merintih mengoyak kesadaran diri. Matanya seolah
melihat dunia tak lagi waras.
Bibir dan tanganya gemetar menyeruak
murka, seraya ia berkata, “Apa yang salah darinya? Apa yang salah dari wujudnya
yang berbeda dengan kita? Mengapa semua berlaku tak adil padanya?”
Tanpa sadar nyeplos dari bibirnya sebuah
kutukan, “Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk
piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi
latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.” (Ya, orang Kediri besok akan
mendapatkan balasan yang sangat besar. Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan
jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau). Kemudian Dewi Kilisuci mengabil pedang
dan menusukkan ketubuhnya, ia tak mau hidup di dunia ini. Dunia tanpa ada
keadilan lagi bagi orang-orang tak bersalah.
Setelah kematian Dewi
Kilisuci, sumur raksasa itu berubah menjadi gunung. Orang Kediri menyebutnya
Gunung Kelud. Penyesalan datang menyapa Prabu Airlangga. Ia kehilangan putri
tunggalnya yang memiliki kecantikan tiada tara. Kahuripan mulai hancur dan
jatuh miskin, ia ada dalam ketidakpastian antara hidup segan mati pun enggan.
*Cerita
di atas hanyalah karangan fiksi, menggunakan nama dan judul yang sama dengan
cerita aslinya.
Keren... Jadi pengen baca cerita aslinya
BalasHapusMakasih sudah mampir 😊
HapusMantab jiwa.
BalasHapusTolong dieditori pak Her 🙏🙏🙏🙏
HapusIdenya mirip legenda asli kak
BalasHapusIya kak, memang dibuat gitu,,, diganti alur sama karakter tokohnya. tp ttp tetap memasukkan proses kutukannya
Hapushttp://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/pil-kb-bukan-cuma-untuk-tunda-kehamilan.html
BalasHapushttp://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/masuk-majalah-vogue-edisi-maret-agnes.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/11-mimpi-yang-sering-dialami-orang.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
Kak boleh minta legenda aslinya?
BalasHapus